“Benarkah?” Lily hanya mengatakan ini sambil tersenyum dan tidak menjelaskannya lebih jauh. Sulit bagi siapa pun untuk percaya bahwa, dibandingkan dengan Jenderal Luhan, yang memiliki banyak pasukan di tangannya, istrinya lebih ambisius daripada dia. Lily berpikir bahwa jika ibunya tidak pernah bertemu ayahnya, jika dia tidak pernah tergerak oleh kekeraskepalaannya, ketenaran kakeknya, dan kemampuannya, Bandung tidak akan seperti sekarang ini. Kata cinta memang sulit untuk diprediksi dan bahkan lebih sulit untuk dijelaskan. Lily mewarisi kecerdasan ibunya. Dia sombong dan arogan ketika dia masih muda, dan bahkan tidak menyukai ketidaktahuan ayahnya. Pada akhirnya, ibunya kalah sepuluh pertandingan berturut-turut di papan catur. Dia juga tidak mengerti mengapa ibunya jatuh cinta pada ayah

