Nara sudah melewati masa kritisnya. Operasi kecil untuk mengangkat peluru yang bersarang ditubuhnya sukses dilakukan. Dia juga sudah mendapatkan donor darah. Hanya saja, sampai detik ini gadis itu belum menunjukkan tanda-tanda akan siuman. Elang terus memandangi wajah wanita cantik yang tampak tidur dengan damai itu. Dia tidak semenit pun berpaling hanya ingin memastikan dia tidak melewatkan momen pertama Nara membuka mata. Tapi nihil. Tidak ada tanda-tanda dia akan siuman. "Sampai kapan mau menutup mata kamu, Cantik? Kamu sudah lima jam seperti ini, Nara. Kapan kamu mau membuka matamu? Aku rindu." "Kamu tahu, Nara? Ini yang membuatku ragu untuk menjadikan kamu pasanganku. Aku hanya takut kehilangan lagi. Semua orang yang aku cintai, meninggalkanku satu per satu. Sekarang aku bahkan