Tiga Puluh Dua

1619 Kata

Willi mengajak Renata duduk di kursi taman. Membiarkan Renata melepaskan tangisnya hingga mata Renata tampak sembab dan dia masih tergugu. “Te-terima kasih Wil,” ucap Renata. Willi menoleh dan merapikan rambut Renata yang terurai. “Aku serius akan ucapan aku Re, aku tetap akan menjadi teman yang baik untuk kamu.” “Wil ... aku nggak tahu lagi bagaimana tadi kalau nggak ada kamu,” ucap Renata sambil terisak. “Kita harus cari tahu pembuat onar itu Re. Apa perlu aku ubah kelas aku agar bisa menemani kamu terus?” “Nggak perlu Wil, aku harus menghadapi ini sendiri.” “Kamu pasti kuat Re, anggap ini ujian kenaikan kelas untuk kamu, Ya?” ujar Willi sambil menyeka air mata di pipi Renata. “Kamu pasti malu atas insiden ini,” tutur Renata. “Nggak sama sekali, aku justru bangga punya te

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN