Raila beberapa kali menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Berharap dapat memperbaiki suasana hatinya yang sedang perang. Ya, sebuah peperangan besar tengah berjalan sengit di hatinya saat ini. Antara memberanikan diri menemui Dani lalu membicarakan masalah ini, atau ia teruskan saja sembunyi sampai ia bisa mandiri dan tidak memerlukan semua fasilitas ini lagi. Keadaan mumet begini malah membuat perutnya makin meronta sejak tadi. Lapar tak terkira. Raila mengambil ponselnya lalu mulai mencari beberapa makanan di aplikasi online. Ck, tidak ada yang menarik. Eh, tapi bukan itu alasannya ia malas pesan. Ia malas pesan online karena yakin pasti datangnya lama. Bagaimana ia bisa berpikir jernih kalau perutnya bernyanyi seperti ini? Akhirnya Raila memutuskan untuk nyari keluar

