Raila sampai di rumahnya lagi. Nangis deh akhirnya. Dari tadi ia tahan sejak di warteg. Raila sesenggukan sendirian sambil duduk memeluk lutut di pojokan kamar. Maunya sih ia bilang dan curhat sama ayah dan mamanya, tapi ia tak bisa. Kalau sampai mereka tahu, bagaimana kalau mereka bersedih? Cukuplah mereka susah dengan keadaan ekonomi yang menghimpit, Raila tak mau menambah beban dengan memberi kabar buruk tentang rumah tangganya yang sudah kandas. Apalagi ayah dan mamanya baru merasakan bahagia beberapa saat saja sejak dirinya bekerja dengan Dani. Segala kebutuhan mereka terbantu dengan uang yang dikirim Raila. Sekarang juga masih. Raila masih punya sedikit tabungan untuk memenuhi kebutuhan orang tuanya itu. Bel pintu berbunyi. Raila segera menghapus air matanya. Ia bangkit dan berjal

