Davian memasang muka masam saat sampai di sebuah restoran yang akan menjadi tempat pertemuannya dengan klien. Wajahnya ditekuk kesal karena seharusnya ia menghabiskan waktu bersama Senja di kamar, bukan malah bertemu dengan orang yang tidak jelas seperti ini. "Udah dong, Sayang. Ini cuma sebentar doang 'kan? Kita akan menghabiskan banyak waktu nanti," bujuk Senja, mencium pipi suaminya yang sedang tidak mood itu. "Papa memang menyebalkan, seharusnya aku masih membuatmu mendes*h tadi," celetuk Davian asal saja. "Davian!" "Apa? Kamu menyukainya bukan?" goda Davian sedikit membaik moodnya jika berbicara dengan Senja. "Aku atau kamu yang menyukainya?" Davian terkekeh-kekeh senang, ia menggoda istrinya dengan mengusap bok*ngnya perlahan membuat wanita itu terkejut. Senja mencoba melepaska