Kedatangan Arsen kesana jelas telah direncanakan dengan matang. Pria itu sebagai ingin membuat Davian marah atau paling tidak pasangan suami istri itu harus bertengkar. Arsen terang-terangan menatap Senja dengan tatapan penuh cinta sehingga membuat dar4h Davian mendidih.
"Berhenti menatap istriku seperti itu atau kamu akan kehilangan kedua matamu!" tegur Davian mulai mengepalkan tangannya marah.
"Kenapa memangnya?" Arsen mengerutkan dahinya, tak ada sedikitpun tatapan rasa bersalah dari pria itu. "Aku dan Senja sudah bersahabat sejak dulu, bahkan sebelum dia mengenalmu. Kenapa aku yang salah jika menatap sahabatku?" ucapnya lagi.
"Karena dia adalah istriku! Wanita yang sedang mengandung anakku dan satu-satunya wanita yang aku cintai. Dia milikku!" bentak Davian ingin sekali memukul kepa
