PLAK! Wiwangga murka, sebuah tamparan kencang mendarat di pipi putri sematawayangnya. Ini pertama kali pria itu melayangkan tangannya ke pipi yang sejak lahir dia belai penuh kasih sayang dan cinta, namun kini tangan yang sama mendarat di sana dengan keras. Bersamaan dengan itu ibu kandung Salsa dan Arzan tersentak, keduanya juga terkejut dengan kejadian barusan. Tidak menyangka kalau tuan besar keluarga itu semurka ini. "Pi!" teriak Tria seraya menahan tangan suaminya yang kendak kembali menampar putrinya. Wiwangga mendengus kasar. Salsa menangis dengan tangan di pipinya, perih tapi lebih perih lagi hatinya. Sayangnya dia tidak bisa membela diri saat ini, kalaupun bisa akan percuma karena dia tidak punya bukti kuat. "Bikin malu!" ucap Wiwangga geram. "Sabar, Pi. Biar aku yang akan