"Mau kemana lagi kamu?" Arzan mencegat langkah kaki istrinya. Hari ini dia sengaja pulang lebih sore dari kampus hanya untuk bertemu dengan istrinya. Pasalnya sudah dua hari ini Salsa pulang pagi, tanpa dia tahu dari mana. "Aku ada keperluan, Mas, minggir!" Salsa hendak mendorong pundak Arzan tapi pria itu langsung mencekalnya dengan erat hingga pergelangan tangan Salsa terasa nyeri. "Awww, sakit!" rintihnya. "Keperluan apa? Dimana? Dengan siapa?" Kening Salsa sontak menyernyit dalam, "Pertanyaan macam apa itu? Kamu seperti seorang suami yang perduli istrinya kemana sama siapa, biasanya juga masabodo!" Salsa tersenyum miring, meremehkan Arzan. Wanita itu melepas cengkeraman tangan suaminya dengan kuat. "Kamu gak bisa ngatur aku, Mas!" Arzan mendengus kasar. "Aku ini suami kamu, Salsa