Freyza berganti-ganti posisi tidur, jam sudah menunjukkan hampir tengah malam tapi dia tidak bisa memejamkan mata sedetikpun. Bayangan saat ia dan Ryoichi berciuman beberapa jam lalu membuat hatinya resah tapi bahagia, ciuman Ryoichi yang lembut di bibirnya masih ia rasakan sampai saat ini. Freyza kemudian duduk dari berbaringnya dan bersandar di kepala ranjang. "Frey... ada apa denganmu? ini bukan ciuman pertama kamu, kenapa kamu seperti ABG labil begini, besok kamu harus ke kantor Frey," omel Freyza pada dirinya sendiri, ia kembali berbaring untuk tidur tapi lagi lagi ia tidak bisa memejamkan mata karena bayangan itu berkelebat lagi si pelupuk matanya. Freyza kemudian bangkit dari ranjang dan keluar dari kamar, ia menuju dapur dan membuat kopi. Ia sudah tidak bisa tidur lebih baik