Rendra duduk di meja kerjanya, ia bersyukur masalah dalam perusahaan bisa dengan segera ia atasi. Ia menyandarkankan punggungnya di sandaran kursi dengan perasaan lega, sepertinya jatuh cinta membuat otaknya semakin genius dalam menyelesaikan masalah perusahaan, dan ingatannya kembali teringat pada sosok kekasih hatinya Michella. Beberapa hari ini ia tidak menghubungi Michella karena fokus menyelesaikan masalah dan tentu saja ia sangat merindukan kekasihnya itu. Rendra melihat jam dinding yang menunjukkan pukul empat sore itu berarti di Jakarta sudah jam sepuluh malam, ia ragu akan menghubungi Michella, ia takut mengganggu istirahat gadis itu. Tapi ia tidak akan tenang sebelum bisa bicara dan melihat wajah gadisnya itu, dengan ragu ia mendial nomor Michella dengan nomor intern