Maya berjalan mendekati Bara yang kini duduk di salah satu caffe vintage. Laki-laki itu sedang menyesap coffe hitam. Maya tersenyum ketika sepasang mata itu menyadari kehadirannya. Maya menggeser kursi kosong dan ia lalu duduk dihadapan Bara. Bara meletakkan cangkir coffe itu dan ia menatap wajah cantik kekasihnya Maya. Bara meraih jemari Maya, ia menggenggam jemari itu. "Apakah Regina sudah tahu hubungan kita" tanya Maya. "Iya sudah. Banyak laki-laki di luar sana mengantri untuk menjadi kekasihnya. Regina juga tidak bisa melepaskan karir keartisannya begitu saja. Itulah alasan Regina melepaskan saya begitu saja tidak ada beban lagi untuk dirinya". "Baguslah kalau begitu" ucap Maya. "Bagaimana kandungan kamu?" Tanya Bara. "Baik-baik saja" ucap Maya "Bagaimana dengan Wira? Apakah dia
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari