Pukul dua belas siang, suasana di kantor Demario Group mulai terasa lengang. Beberapa karyawan sudah beranjak dari meja mereka untuk makan siang. Di ruangan Nadira, tumpukan dokumen masih terserak di meja, tetapi dia berhasil menyelesaikan sebagian besar pekerjaannya pagi itu. Dia sedang memeriksa dokumen terakhir ketika ketukan pelan terdengar di pintu. "Masuk," ujar Nadira, tanpa mengalihkan pandangannya dari dokumen. Pintu terbuka, dan Marco Demario melangkah masuk dengan langkah santai. Jas mahal yang dikenakannya tampak sempurna, dengan dasi yang sedikit dilonggarkan, memberi kesan santai namun tetap profesional. Senyum lebar seperti biasa menghiasi wajahnya. "Sudah waktunya istirahat makan siang, kenapa kamu masih sibuk dengan dokumen-dokumen itu?" tanyanya dengan nada cer

