Seketika yang ada hanyalah keheningan semata, setelah Ibu dan Anak Perempuannya itu saling bersahutan mempertahankan kemauan mereka masing-masing sebelumnya. Sepertinya baik Inge maupun Bu Chelsea tenggelam dalam pemikiran mereka masing-masing saat ini. Inge, di dalam diamnya yang tanpa kata, tengah mengukur sampai di mana kekerasan hati Sang Mama dan berharap siasatnya bisa menuai hasil yang sempurna. Persis seperti yang dia rencanakan. Dia sudah membayangkan bahwa sebentar lagi Sang Mama akan memilih membuka pintu dan mengembalikan buku kecil yang menjadi persyaratan bagi dirinya untuk menjelajah dunia Internasional itu. Identitas diri baginya sebagai syarat mutlak untuk memasuki negara lainnya. Dia berpikri dan berharap, sekeras apa pun hati Sang Mama, pasti akan memilih mengembalika