“Kenapa Ayah tega sekali tidak mau menegur Tisha? Padahal tisha kangen sekali dengan suara Ayah yang mengomeli Tisha,” protes Tisha yang padahal dirinya tidak lupa apa yang menyebabkan Dirga seperti ini kepada dirinya. Dirga nampak mengusap kepala putrinya dengan penuh kasih sayang. Ayah mana yang tidak cemas dan takut jika putrinya yang terbilang masih polos itu berada dalam lingkup pergaulan yang salah. Apalagi di tambah tempat yang selalu ditangai ialah tempat yang tidak cocok untuk putrinya yang selama ini ia kenal tidak pernah neko-neko. “Jangan alihkan pembicaraan terlebih dulu, Sayang. Selesaikan cerita kamu agar tidak membuat Mama dan Ayah mati penasaran,” ingat Dirga pada Tisha. Ia cukup penasaran kali ini siapa lelaki yang disukai oleh putrinya dan berani membuat putrinya sam