Tiga Puluh Satu

1009 Kata

Aldi memegang ranselnya sambil duduk di depan pagar sekolah milik Varo. Sudah dua jam dia menantikan momen istirahat anak itu, mata Aldi berbinar, saat Varo berjalan mendekat ke arah pagar bersama temannya. Ada debar dan rasa hangat di sana, di hatinya, tapi dia tak mampu menyebutkannya. Aldi mendekat, memanggil anaknya itu. "Varo, Varo!" Varo menoleh, wajahnya menegang, dia tak beranjak dari tempatnya berdiri. "Ke sini! Ayah mohon!" Aldi tulus memanggil anak itu. Varo melirik temannya, lalu melangkah dengan ragu. Dari balik pagar, Aldi memandang Varo dengan mata berkaca-kaca. Varo persis seperti dirinya. Wajahnya tampan menggemaskan, matanya bening dan lugu. "Jangan takut! Ke sini! Ayo mendekat! Ayah tidak jahat." Aldi memanggil anak itu untuk mendekat. Varo menurut, mata beningnya

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN