Ye-Jun membaringkan dirinya di atas kasur, setelah perjalanan panjang dari Jepang rasa lelah luar biasa di rasakan olehnya.
Ye-Jun benar-benar tidak menyangka jika Aida akan memukuli nya secara membabi buta seperti tadi. Tapi Ye-Jun akui jika ia memang salah.
Ia memang sengaja tidak memberitahu Aida jika dirinya akan pulang hari ini, tadinya ia ingin memberi kejutan pada Aida besok. Tapi siapa sangka jika istrinya terbangun karena dengan bodohnya ia menjatuhkan koper miliknya saat ia hendak mengambil minum di kulkas.
Pukulan itu memang tidak sakit, tapi tetap saja ia sedikit kesal pada istrinya. Saat melihat Aida tadi, rasanya semua beban pikirannya sedikit berkurang. Entahlah Ye-Jun hanya sangat suka menatap wajah Aida.
Melihat perhatian-perhatian kecil yang di berikan Aida, ada rasa hangat di d**a Ye-Jun. Namun setiap ia merasakan itu, Ye-Jun akan menepisnya jauh-jauh.
Ia kembali memikirkan kejadian di Jepang saat Rika datang kembali di hadapannya.
Ingin sekali rasanya Ye-Jun memeluk wanita itu dan menerimanya kembali. Tapi ada sebagian dirinya yang masih sadar jika ia sudah di sakiti, lalu buat apa menerimanya kembali?
***
"Bagaimana bisa wanita itu ada di sini?" Tanya Yujin saat ia kembali mendatangi kamar Ye-Jun setelah memaksa Rika pergi.
Ye-Jun mengangkat bahunya, ia pun sama tidak tahunya seperti Yujin.
"Aku tidak tahu. Aku bahkan tidak tahu jika ia sudah kembali ke sini."
"Apa suaminya menghubungi mu?"
Ye-Jun menggeleng, "Tidak."
Yujin menghembuskan nafasnya lalu duduk di kursi panjang di dalam ruangan itu.
"Dia pasti punya maksud tidak baik."
Ye-Jun melirik Yujin memperingatkan bahwa ia tidak ingin mendengar hal tidak benar.
"Aku tidak mengerti maksud mu."
"Apa Rika tahu kau sudah menikah?"
Lagi-lagi Ye-Jun hanya mengangkat bahunya.
"Jika dia tahu, istri mu pasti akan dalam bahaya."
"Tidak akan ada siapapun yang dalam bahaya. Berhentilah bicara yang tidak-tidak."
Yujin mendengus. "Aku berbicara fakta. Kalau kau lupa aku bersedia mengingatkan."
"Itu bukan salah Rika."
Yujin menatap Ye-Jun tidak percaya, "Kau bahkan masih mempercayai wanita itu? Aku ingatkan, wanita itu hampir membunuh Eun-Ji! Dia hampir membunuh adikku!"
"Itu kecelakaan! Polisi sudah menyelidikinya, dan itu hanya kecelakaan."
Yujin bangun dari duduknya dengan cepat, ia menghampiri Ye-Jun dan berdiri tepat di depan pria itu.
"Dengar, aku menghormati mu bukan hanya karena kita tergabung dalam satu grup tapi juga karena kita sudah berteman sejak lama. Apa yang kau lihat dari wanita itu? Sangat jelas dia hanya memanfaatkan mu! Kau ingin sesuatu terjadi pada istri mu??"
Ye-Jun menggosok wajahnya frustasi. "Tidak akan terjadi apa-apa pada Aida!"
Ia bangun dari kursinya dan berdiri di hadapan Yujin.
"Dan tolong berhentilah membahas masalah itu."
Yujin menatap Ye-Jun sekejap sebelum akhirnya ia memalingkan wajahnya dari Ye-Jun.
"Terserah kau saja. Aku sudah memperingatkan mu. Kau yang paling tahu bagaimana Rika."
Setelah berkata seperti itu Yujin pergi meninggalkan Ye-Jun seorang diri.
***
Ye-Jun kembali menghembuskan nafasnya, ia bangun dari tidurnya.
Ia melangkahkan kakinya keluar dari kamar tidur miliknya menuju kamar tidur Aida yang berada di sebelah kamarnya.
Ye-Jun mengetuk pintu itu pelan, memastikan apakah sang istri sudah tidur atau sama sepertinya yang belum bisa memejamkan mata.
Sudah tiga kali Ye-Jun mengetuk namun tidak ada jawaban apapun. Ia mencoba membuka kamar Aida. Tidak terkunci.
Dengan pelan Ye-Jun membuka pintu itu. Kamar itu sudah gelap, hanya ada cahaya dari lampu tidur di samping tempat tidur Aida.
Ye-Jun melihat jika istrinya sudah tertidur pulas. Ia memasiki kamar Aida dengan sangat perlahan, ia tidak ingin membangunkan wanita itu.
Ye-Jun berdiri di depan Aida yang sedang tertidur. Pria itu tersenyum melihat wajah polos istrinya itu.
Tangannya terulur dan membelai kepala Aida sepelan mungkin. Ia merapihkan selimut wanita itu.
Saat ia akan berbalik menuju pintu, matanya menangkap sebuah buku yang tergeletak di meja kerja Aida.
Ye-Jun menatap wajah Aida sekilas lalu berjalan mendekati meja kerja itu. Ia mengambil buku itu lalu membukanya, di halaman depan itu terdapat tulisan yang Ye-Jun yakini bahasa Indonesia.
PUNYA AIDA, YANG AMBIL MANDUL!
Ye-Jun mengerutkan keningnya tidak mengerti dengan arti tulisan itu, yang ia tahu hanya kata AIDA yang berarti itu nama istrinya.
Ye-Jun kembali membuka halaman selanjutnya, hanya ada beberapa coretan tentang beberapa ide yang wanita itu dapatkan atau hanya lirik-lirik lagi.
Ye-Jun terus membuka setiap halaman sampai ia menemukan tulisan yang berisi berbagai cara agar pria itu jatuh hati pada Aida.
Ye-Jun mendengus geli membaca setiap cara yang akan wanita itu gunakan. Bagaimana bisa istrinya itu memikirkan ini semua?
Namun tangannya terhenti saat ia melihat potongan artikel yang di tempel oleh Aida.
Artikel berisi berita tentang Ye-Jun dan 'wanit misterius' yang Ye-Jun tahu jika wanita misterius itu adalah Rika.
Ye-Jun memandangi istrinya yang masih terlelap di kasurnya lalu kembali menatap buku di tangannya.
Kenapa Aida menempel artikel ini di sini? Apa wanita itu sudah tahu tentang Rika?
Selama ini Aida memang tidak pernah menanyakan tentang hal itu. Apa Aida bermaksud mencari tahu sendiri?
Ye-Jun menaruh buku itu kembali ke atas meja. Ia berdiam diri di sana beberapa detik sebelum ia kembali berjalan keluar dari kamar Aida.
Ia tidak langsung kembali ke kamarnya melainkan berjalan menuju halaman belakang rumahnya.
Ye-Jun duduk di salah satu kursi dan diam termenung. Pria itu memikirkan segala kejadian yang terjadi, baik tentang Rika dan juga Aida.
Ia kembali memikirkan perkataan Yujin tentang kecelakaan yang terjadi pada adik temannya itu.
Ye-Jun masih mengingat dengan jelas saat itu. Saat itu ia dan Rika sedang meributkan sesuatu yang menyebabkan hubungan mereka sedikit renggang. Dan beberapa hari setelahnya ia di gosip kan tengah dekat dengan Eun-Ji, ia memang dekat dengan gadis itu tetapi hanya sebatas seorang kakak yang dekat dengan adiknya.
Ye-Jun tahu jika media hanya ingin membesarkan berita sehingga ia bersikap acuh pada berita itu. Hingga akhirnya berita itu sampai di telinga Rika, membuat Rika dan Ye-Jun kembali bertengkar.
Setelah kecelakaan itu, Ye-Jun mendapat kabar bahwa sebelum kecelakaan terjadi, Rika mendatangi Eun-Ji di apartemen gadis itu, dan ia langsung memaki Eun-Ji. Rika yang tengah murka tidak mendengarkan Eun-Ji yang saat itu menjelaskan jika dirinya tidak ada hubungan apapun dengan Ye-Jun.
Kecelakaan terjadi beberapa jam setelah Rika pergi dari apartemen Eun-Ji. Eun-Ji yang saat itu hendak pergi ke suatu tempat mengalami kecelakaan mobil tunggal.
Polisi yang memeriksa kejadian itu mengatakan jika itu hanyalah kecelakaan karena hari itu sedang hujan lebat dan ada kemungkinan Eun-Ji mengendarai mobilnya dengan mengantuk.
Yujin yang mendengarkan penjelasan dari polisi itu tidak percaya, tapi begitu menanyakan langsung pada Eun-Ji, gadis itu juga mengatakan jika dirinya yang lalai. Membuat Yujin mau tidak mau menerima itu.
Ye-Jun menghembuskan nafasnya lelah, ia bangun dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya. Mungkin ia terlalu lelah hari ini, karena itu ia terlalu berpikir yang tidak perlu.
Ia membaringkan tubuhnya di atas kasur lalu memejamkan matanya. Berharap esok hari jauh lebih baik.