20. Samudra

1890 Kata

Nasib tidak berpihak pada ketiga pria yang sedang dalam perjalanan menuju Dragontail. Malam kedua mereka melintasi samudra, badai menyerang. Ansel menundukkan kepalanya, berusaha menghindari deburan ombak lautan yang terus menerus menampar wajahnya. Air asin yang bercampur dengan derasnya hujan membuat Ansel harus terus menerus menyeka wajahnya hanya agar bisa bernafas. Ia melirik ke arah Irukandji yang sepertinya tidak terpengaruh oleh buruknya cuaca yang sedang mereka hadapi. Mahkluk itu sedang duduk diatas sebuah kotak kayu di moncong perahu. Telapak tangannya bersandar pada lutut, sementara wajahnya mendongak lurus kedepan seolah menantang lautan untuk mengerahkan seluruh amukannya. Dibelakang Ansel, Ricon dengan susah payah berusaha mengendalikan kemudi perahu penangkap ikan agar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN