Oliver mematung diam sambil menatap lurus ke arah Ayahnya yang saat ini sedang mencengkeram kerah bajunya sambil menangis. Seumur hidup Oliver adalah yang paling tahu seberapa keras kepalanya Dante, seberapa kuatnya laki-laki itu dan Seberapa besar gengsinya juga. Ini adalah pertama kalinya Oliver melihat Dante menangis. "Semuanya akan berantakan lagi padahal kita berdua sudah bersusah payah melawan Takdir." Ucap Dante lagi. Semakin membuat Oliver tidak mengerti. "Apa yang Papa bicarakan? Aku tidak mengerti." Gumam Oliver lirih sambil otaknya berkelana ke arah mimpi buruknya setiap malam. "Kamu hadir di pemakaman istri dan anak kamu dalam kondisi menjadi Arwah. Kamu melihat ibu kamu sedang dimaki semua orang karena gara-gara kamu Jelita dan anak kalian meninggal. Kami melihat Jelita sed