Nabila sudah kehilangan akal sehat. Ternyata tidak semua rencananya berjalan lancar. Bagaimana bisa gadis ingusan itu lolos? Dasar b*doh. Dia sudah membayar mahal, tapi orang itu sama sekali tidak seprofesional iklannya. Sudah dibayar, diberi peluang untuk menikmati tubuh seorang perempuan—tapi malah mengecewakannya. Dengan kesal Nabila menekan tombol akhiri lalu berteriak untuk melampiaskan kekesalannya. Detik berikutnya, Nabila buru-buru membekap mulutnya saat mengingat ia tidak sedang sendiri. Ada Sultan yang sedang tidur di sampingnya. “Kansa ….” Nabila melotot mendengar Sultan menggumam nama mantan adik angkatnya. Tangan kanan wanita itu terangkat, mengepal seraya menatap marah Sultan. Apa yang sudah Kansa berikan pada Sultan, sampai anak pembantu itu bisa mengambil hati Sultan? Na