Di dalam sebuah bangunan tua yang tidak seberapa besar itu, suasana mendadak sunyi. Untuk beberapa menit, dua orang yang berada di dalam rumah itu terdiam menatap tubuh yang tergeletak di lantai dengan kepala berdarah. Cairan merah pekat tersebut semakin lama semakin banyak. Mengalir ke lantai ubin yang pecah-pecah. “Apa orang itu mati?” tanya Sumi setelah terpaku di tempatnya. Pria yang tergeletak di lantai rumahnya itu sama sekali tidak bergerak. Wanita yang sudah tidak lagi muda itu tanpa sadar sudah mengepal dua telapak tangan yang masih terikat di belakang punggung kursi. Sumi memutar kepala ke arah pria yang tak lain adalah kakak iparnya. Ahmad, kakak ipar Sumi masih memegang kayu dengan tangan bergetar. Jantung pria itu berdegup sangat cepat. Dia menggunakan seluruh kekuatan saat