Melinda's POV "Sejak pergi dari sekolahnya Rama aku sadar di ikuti taksi yang kamu tumpangi tadi. Tapi aku nggak ngira kalau kamu yang ada di dalamnya." Arvan membuka percakapan. "Rama mulai curiga karena keseringan kamu memerhatikannya. Bisakah jangan terlalu sering kamu datang ke sekolahnya?" Aku berkata langsung ke pokok permasalahan. Aku tidak boleh lama-lama bertemu dengannya. "Aku nggak setiap hari ke sana." "Nggak setiap hari, tapi Rama sudah mulai curiga." Arvan menunduk sambil mengaduk kopi di cangkirnya. "Apakah selamanya kamu nggak akan memberitahu tentang ayah kandungnya?" "Memberitahu atau nggak, itu adalah hakku. Kita nggak ada ikatan pernikahan. Rama hak mutlak milik ibunya." Ucapku dengan nada yang masih bisa kukendalikan. Mengingat kami berada di warung yang penuh de