Arvan's POV Mendengar ceritaku Anggun meneteskan air mata. Dia meraih tisu untuk menghapus kristal bening yang mengalir di pipinya yang hanya tersapu bedak tipis. "Aku jadi terharu, Pak. Bisa bayangin kayak gimana pertemuan kemarin. Mantan kekasih bapak sama suaminya itu sangat baik juga." Aku mengangguk. Melinda memang wanita yang baik dan rendah hati. Kalau baru kenal dia memang terlihat sombong, tapi sungguh, dia wanita yang tidak pernah membeda-bedakan pertemanan. Dia bisa bergaul dengan siapa saja. Namun kekaguman ini tidak aku ungkapkan di hadapan Anggun. "Kamu tahu Pak Dodi?" "Ya. Pak Dodi yang engineering itu kan, Pak? Ada apa dengan dia?" Anggun penasaran. "Dia Abang sulungnya Melinda. Dia juga yang menghajar saya di kafe hari itu." "Oh, ya?" Anggun kaget. Aku mengangguk.