Pengakuan Lia.

1115 Kata

Zivaa mengerutkan kening ketika membaca pesan dari Shaka, yang memintanya untuk datang ke restoran untuk menemaninya makan siang. "Tumben enggak jemput," gumamnya seraya mengangkat bahu. Zivaa pun beranjak berdiri dari kursinya, mengambil tas dan bergegas keluar. Baru saja dia menutup pintu ruangannya, Ana Maria memanggilnya sehingga dengan terpaksa memenuhi panggilan atasannya itu dulu untuk beberapa saat. Bukan hal penting, wanita itu hanya bertanya mengenai hotel mana harus mereka pesan untuk karyawan menginap nanti. "Karena ini kamu sendiri yang mau pergi ke sana, sebaiknya aku meminta pendapat langsung dari kalian sendiri," katanya. "Eh, Ibu bertanya sama yang lain juga?" tanya Via tersenyum kecil. Ana Maria mengangguk dengan wajah cerah, entah apa yang membuat dia seceria ini. D

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN