Eliya menggelengkan kepalanya kuat-kuat, dipeluknya guling dengan erat dan menjerit gemas di sana. Wajahnya saat ini pasti merah bak tomat matang membayangkan kejadian di pantai tadi bersama Fasya. "Dia itu ngajak pacaran? Tadi itu pernyataan cinta?" gumamnya bermonolog sendiri, masih tak percaya dengan ini semua. Apalagi ketika wajah Fasya mendekat dan ... "Astaga!" pekik Eliya menjerit-jerit sendiri, antara malu sendiri dan hatinya berbunga-bunga membayangkannya. Dia berbaring dan menendang selimut sambil memekik gemas dan tertawa, perasaan bahagia membuncah di d**a sampai tak bisa dia kendalikan. BRAK! "Eliya?!" "Kakak, ada apa?!" Eliya terkejut dan langsung duduk, ditambah kaget melihat Lia dan Alina berdiri di hadapannya dengan napas terengah dan menatapnya dengan cemas. "E