Efilog 2

1004 Kata

Efilog. Delapan bulan kemudian "Lang..." Qiana meringis. Ia mengelus perutnya. Ini bulan ke sembilan. Sepertinya minggu-minggu ini Qiana akan melahirkan. Sebagai suami yang siaga. Erlangga selalu menjaganya amat ketat. Bahkan ia memasang CCTV di semua ruangan. Agar ia bisa mengecek Qiana lewat ponselnya---ketika ia di kantor. "Sakit sayang?" Erlangga ikut mengelus perut istrinya yang sudah membesar seperti bola. Mereka saat ini sedang duduk di sofa. "Iya, dedenya gak mau diem. Kayanya lagi maen bola." Ujar Qiana gemas. Erlangga mendekatkan wajahnya ke perutnya Qiana. "Dede gak boleh nakal. Mamahnya sakit tuh, kasihan.". Ucap Erlangga pada perut yang sudah begitu bengah. "Dede jangan main bola di sana. Maen bolanya nanti aja sama Papah. Ok," Tukas Erlangga lagi. Sambil mengelus lembu

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN