Jello membuka matanya, ketika sinar matahari masuk melalui celah-celah gorden membuat tidurnya terusik. Dengan perlahan Jello melihat ke sekeliling kamarnya dan merasakan sakit pada kepalanya, dan juga sebuah kompres handuk di kepalanya. Jello mengambil kompres handuk itu dan menatapnya dengan bingung. Jello mendesah kasar, dirinya tadi malam kembali depresi dan sebuah delusi masa lalu kembali terbayang padanya malam tadi. Jello mengembuskan napasnya kasar. “Kau sudah bangun?” Jello terkejut mendengar suara wanita yang membuat hidupnya mati rasa, karena sebuah rasa bersalah dan ingin meminta maaf terus-menerus pada wanita itu. Jello melihat pada Bella yang membawa semangkuk bubur dan duduk di kasur milik Jello. “Kau kenapa ada