Sebulir keringat menetes dari pelipis Regis. Bahkan kekuatan kepakan sayap Baishin mampu membuatnya tumbang. Lalu apa yang harus ia lakukan sekarang? Kranz menatap wujud baru Baishin tanpa berkedip. Sayap hitamnya membentang lebar, rambut panjangnya tergerai panjang, tubuhnya tampak kekar berotot. Dan hanya dengan menatap sorot matanya saja sudah mampu membuatnya bergidik. Tapi sekuat apapun Baishin, ia tak boleh menyerah. Perlahan langit yang berwarna kehitaman dengan awan hitam yang seolah berkumpul, mulai menghilang dimana langit kembali menjadi berwarna merah. “Kranz, pergilah. Biar ayah yang menghadapinya,” ucap Regis tiba-tiba seraya bangkit berdiri. Kranz menatap ayahnya dalam diam selama beberapa saat kemudian tersenyum remeh. “Apa maksudmu, Ayah? Aku tidak akan pergi sebel