"Bangun sayang, sudah pagi" Pram mengecup sudut bibir Hanum seperti biasanya. Hanum menggeliat, lalu memegang kepalanya yang terasa pusing begitu cahaya lampu di langit-langit kamar mengenai matanya. "Ehmm, silaunya bikin kepala saya pusing" Hanum menarik selimut hingga menutupi sampai atas kepalanya. "Ayo bangun sayang, mandi, sarapan, baru aku antar kamu ke rumah orang tuaku" bujuk Pram sambil berusaha menurunkan selimut yang menutupi kepala Hanum. Tapi Hanum memegang tepi selimutnya dengan kuat. Perasaannya tengah sedih, karena akan ditinggal Pram pergi. Ia berusaha menyembunyikan air matanya. Hanum juga tidak paham kenapa ia tidak setegar biasanya. "Hanum sayang, ayo bangun" "Saya di sini saja Tuan, saya berani kok tinggal sendirian" jawab Hanum akhirnya.