Ethaan dan Quella sampai di kediaman mereka. Selama di atas kuda, Ethaan memikirkan bagaimana Aster menghina Quella. Itu membuatnya ingin membumi hanguskan sebuah wilayah. Ia tak terima istrinya dihina seperti tadi. "Apa yang sedang kau pikirkan, istriku?" Ethaan menatap Quella yang nampak melamun. Quella tersadar dari lamunannya, ia tersenyum pada suaminya, "Hanya memikirkan Nyonya Aster yang menghina Ibu. Sakit mendengarnya disebut pelacur." Quella menjawab apa adanya. Ethaan mengerti apa yang Quella rasakan. Ia sering mendengar ibunya disebut sebagai pelayan rendahan. Itu memang kenyataannya tapi tetap saja Ethaan merasa sakit. "Malvis!" Ethaan memanggil tangan kanannya. Malvis datang dengan cepat, "Ya, Pangeran." "Katakan pada Perdana Menteri, aku dan Quella akan tinggal