Pagi yang dingin. Ayara terbangun perlahan. Badannya masih terasa hangat. Kedua netranya meneliti sekeliling, tidak tampak Arsen di dalam kamar. Apa suaminya itu masih berada di ruang kerja ? batin Ayara bertanya-tanya. Pertengkaran mereka berakhir saling diam seperti ini. Tepatnya Ayara yang malas bicara. "Sudah bangun ?" Suara Arsen yang baru masuk kamar memecah lamunan Ayara. Arsen berjalan masuk dengan nampan berisi bubur ayam di atasnya. Sepagi tadi ia sudah berkutat untuk membuat bubur tersebut. Arsen meletakan nampan tersebut di atas nakas dan mendekat untuk menyentuh kening Ayara yang segera menarik kepalanya tidak ingin disentuh. Arsen tahu Ayara sedang demam, karena semalam saat terbangun, ia kembali ke kamar dan membetulkan selimut Ayara. Memegang badan Istrinya dan mer