Masih Lanjut Flashback... Greisy duduk dengan cemas di sofa ruang tamu apartemennya. Ia sadar, nada bicara Edward tadi mengisyaratkan jika lelaki itu sedang marah. Namun, Greisy tidak bisa mundur dari semua yang sudah terlanjur ia mulai. Ia mencintai Edward. Ia ingin, ia dan Edward memulai lembaran baru mereka dan pergi dari pasangan masing-masing, sebelum semua terlambat. Pupil mata Greisy membesar kala mendengar suara password apartemennya dibuka. Ia bangkit berdiri, bersama dengan suara bantingan pintu yang memekakkan telinga. Greisy menghampiri Edward. Menyambut kedatangan pria itu sebelum akhirnya Edward menutup pintu itu dengan kasar dan menyeret Greisy untuk masuk. “Apa maksud kamu? Kamu mau ngehancurin aku?” tuding Edward. Greisy menggeleng. “Aku mau kita bicarain ini baik-baik