Greisy melingkarkan tangannya di pinggang seorang pria yang berdiri membelakanginya lalu kepalanya turut ia sandarkan pada punggung tegap itu, sembari bibirnya mengulas senyum, dan mata terpejam seolah menikmati suasana nyaman di balkon apartemennya. Pelukan yang ia rindukan jika tak bertemu. “Kamu bisa lebih mengekspresikan diri kamu saat bersamaku, kan, dibanding saat bersama Leyna? Di depanku, kamu bebas merokok, minum, dan aku bahkan bisa kasih apa yang Leyna nggak bisa kasih ke kamu,” ujar Greisy, pada lelaki yang baru saja menghabiskan malam bersamanya itu. Lelaki itu berdehem, tak mengelak sama sekali. Sejak mengenal dan menjalin hubungan dengan Leyna, ia memang merasa seperti memiliki dua kepribadian yang berbeda. Saat bersama Leyna, ia menunjukkan sisi terbaiknya. Sedangkan saa