“Abi…?” gumam Alia. Reno menelan ludah. Ia bisa merasakan hawa dingin dari tatapan Ali. “Tuan Ali… sudah lama di sini?” sapa Reno berusaha tetap tenang. Ali tidak bergeming. Ia malah melangkah lebih dekat, matanya tajam menatap Reno seakan ingin menembusnya. “Kamu bawa anak saya ke mana pagi-pagi begini?” tanyanya tegas. Reno buru-buru menjawab, “Ke… ke warung bubur kacang ijo langganan saya, Tuan. Alia lapar, jadi, saya ajak sarapan dulu.” Ia berusaha membuat suaranya setenang mungkin. Melihat suasana tegang itu, Alia langsung memutar otaknya. Ia melangkah cepat, meraih kantong bubur kacang ijo dari tangan Reno, lalu berbalik ke arah ayahnya. “Abi jangan marah dulu!” ucapnya cepat-cepat. “Ini bubur kacang ijo untuk Ummi. Tadi sengaja Alia dan Om Reno belikan spesial untuk Ummi sama A