Ali duduk di tepi ranjang, memijat pelipisnya yang cenat-cenut. Di belakangnya, Amira terus menggeliat sambil meracau tidak jelas. “Abi…” panggilnya pelan sambil memeluk guling. “Beneran nih, Abi nggak mau ngelakuin sama Mira? Huh. Dasar kamu, pelit!” Ali menoleh matanya membelalak saat Amira mulai melepaskan gaunnya. “Astaghfirullah, ini manusia atau setan kecil yang lagi kerasukan?” Tak lama kemudian, Amira bangun lalu memeluk Ali dari belakang. Wanita itu menciumi tengkuk leher Ali. “Abi, aku haus.” Ali mematung. “Haus? Maksud kamu... haus apa, Mira?” “Ya... haus sentuhan. Dan ciuman. Dan... apalagi ya?” jawabnya sambil terus menciumi leher Ali. Ali memutar wajah, jantungnya seolah melompat keluar saat tatapan matanya beradu dengan tatapan sayu istrinya. “Ya Allah, hamba-Mu sedang