Lima

1746 Kata
Cklek Rezky membuka pintu apartemen nya. Wajah lelah nya terlihat sangat kentara. Setelah mengucapkan salam, Rezky langsung berlalu memasuki kamar nya. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam saat Rezky menyelesai sholat isya. Ia memutuskan untuk keluar, dan heran melihat apartemen nya sepi. "Dee " panggil nya, Ia menaiki anak tangga menuju lantai dua. Mencoba mencari istri nya yang di panggil tidak menyaut. Rezky semakin menautkan kening nya ketika melihat lampu kamar Dee mati. Melalui fentilasi pintu kamar. Ini baru jam sembilan dan tidak biasanya Dee tidur jam segini. Rezky kembali menuruni anak tangga saat mendengar pintu apartemen di buka. "Kamu baru pulang ?" Tanya Rezky, melihat Dee sedang meneguk air di pantry. "Iya, " jawab Dee singkat. "Gimana keadaan Reno ,?" Tanya Rezky kemudian. Dee menaruh gelas di atas meja, kemudian mengistirahat kan tubuh jya sejenak di ruang tivi. Rezky ikut duduk di samping Dee. "Baik, Dokter mengatakan ada sedikit kemajuan " "Benar kah ?" Respon Rezky cepat dan bersemangat. "Hm, pagi tadi, Renata melihat pergerakkan dari jari Reno. " ujar Dee. Membuat senyum Rezky semakin lebar. "Aku harus menghubungi Renata " ujar Rezky, ia langsung masuk ke kamar untuk mengambil hp dan menghubungi Renata. Sedangkan Dee masih duduk memandangi suami nya yang sudah masuk ke kamar. Ia menghela napas berat nya sekarang. Sudah tiga minggu sejak pernikahan nya dengan Rezky. Dan sudah lewat tiga hari sejak pembicaraan nya dengan Rezky di kantor nya. Dan, Rezky benar - benar memberi jarak sesuai permintaan nya. Mereka menjalani hari seperti teman. Sama - sama lihai dalam menyembunyikan perasaan mereka masing - masing. Tettt Tettt Tettt Suara bel mengalihkan perhatian Dee, dan Rezky keluar dari dalam kamar nya. Dee berranjak lebih dulu untuk membuka pintu. Cklek Dee mengernyit heran ketika mendapati seseorang yang di kenal nya sedang berdiri dengan tatapan tajam dan muka merah menahan marah dan kesal. "Kyla " ucap Rezky yang berdiri di belakang Dee. Membuat Dee menoleh begitu juga dengan Kyla si super star. begitu julukan untuk Kyla sekarang. "Abang!!" Jerit Kyla dengan amarah tertahan. Bahkan gadis cantik dalam balutan baju casual itu langsung melangkah masuk tanpa di persilah kan. "Arghh... Kyla. " cewek itu langsung menarik telinga kiri Rezky dengan kuat. Sehingga Rezky mengaduh kesakitan. Membuat Dee kaget. "Kyla, sakit " "Bodo! Aku kesal. Sama abang.. aku mau marah mau jambakin abang,!!" Jerit Kyla. Menarik rambut pendek Rezky. Merasa tidak tega melihat suami nya yang kesakitan. Karena Kyla beneran menarik rambut Rezky. "Kyla, lepasin. " Dee menarik tangan Kyla. Dan berhasil. Dengan napas tersengal, Kyla menatap tajam pada Rezky. Ia benar - benar terlihat marah. Lalu menatap Dee, yang dengan lembut mengusap kuping dan juga kepala suaminya. "Kamu kenapa sih? Datang - datang bukan nya assalammualaikum dulu, malah langsung nyerang abang. Sakit tau " ujar Rezky kesal. Kyla mendelik malas, ia melirik pada Dee dan kemudian menatap keduanya. "Gimana aku gak marah, gimana aku gak kesal. Abang nikah gak ngasih tau Kyla. Terus nikah nya ngedadak pula. Apaan tuh, sok jadi pahlawan kesiangan. Abang itu mikir gak sih, ka-" omelan Kyla terhenti. Karena Rezky sudah lebih dulu menutup mulut gadis itu dengan telapak tangan nya. "Bawel, kamu " ucap Rezky. Kyla mendelik dan dengan kasar menghempaskan tangan abang nya. "Pokok nya aku gak terima abang Nikah tanpa Kyla.!! " "Terus mau gimana ?" "Nikah ulang!!" Rezky dan Dee terdiam, kemudian keduanya saling melirik satu sama lain. Lalu sama - sama memutar bola mata mereka dengan malas. "Aku kekamar dulu, mau bersih - bersih dulu " Dee memilih pamit lebih dulu. Ia dari dulu memang paling malas jika berbicara dengan Kyla. Yang menurut nya sangat aneh. Gadis itu suka sekali mengatakan hal - hal yang tidak masuk akal. Kadang ia heran, kenapa Kyla bisa lebih tenar sekarang. Bahkan sangat banyak yang menyukai gadis itu. Padahal sifat Kyla hampir sama dengan Shania, mamanya sewaktu masih jadi artis dulu. Sombong!. Tapi tetap aja banyak yang ngefans sama mereka. Bahkan Kyla baru saja memenangkan nominasi aktris utama paling ngetop tiga bulan yang lalu. Sepeninggalan Dee, Rezky mengajak Kyla untuk duduk di sofa yang ada di depan tivi. Dan dengan misuh - misuh gadis itu menurut. "Jelasin sama Kyla, kenapa abang bisa nikah sama Dee!" Tuntut Kyla tidak akan melepaskan abang nya kini. Rezky menghela napas berat nya. Ia tidak bisa menutupi semua dari Kyla. Gadis itu pasti tau kalau - kalau ia bohong. Ia akhirnya menceritakan semua nya. Dari awal sampai habis. "Kenapa abang bodoh banget sih ?" Lirih Kyla menatap abang nya dengan mata berkaca. Rezky mendelik karena di katai bodoh oleh Kyla. "Bang, baik boleh. Tapi bodoh jangan. Sekarang aku tanya, gimana perasaan abang sama.. " Kyla mendekat pada Rezky dan kemudian berbisik. Karena takut Dee mendengar. " Dee " "Biasa aja " "Bohong!" Tukas Kyla cepat. Rezky memutar bola matanya dengan malas, kemudian memilih menatap tivi yang sedang menanyangkan talk show komedi. "Abang, " panggil Kyla lagi, Rezky hanya berdehem. "Kita mengkhawatir kan hati abang " "Abang baik - baik saja " "Abang tau kan, kalau gak bisa bohong sama aku " ucap Kyla mulai kesal. Rezky kini menoleh pada Kyla. "Abang akan baik - baik saja. Abang sama Dee juga sudah sepakat untuk tidak terlalu dekat. Oke!. " ujar Rezky. "Pokok nya aku belum bisa terima abang nikah kayak gini. Ini tuh dosa. Sama aja mempermainkan pernikahn tau gak bang?!! Aku aduin Ayah, ya. Abang nikah sama Dee hanya buat main - main. " "Om Bangdek udah tau " jawab Rezky. "Ish. Terserah. Terus kalau si playboy kecap itu sadar dan bangun, abang bakal cerai sama Dee ?" "Perjanjian nya memang gitu " "Gila!" Rezky kembali memilih untuk menonton, tidak memperdulikan Kyla yang menatap nya dengan marah dan kesal. "Kenapa abang gak nikah sama Renata aja sih?! " dengus Kyla, melipat kedua tangan nya di depan. Matanya melirik ke lantai dua. "Renata cuma temen " "Setidak nya dia cinta sama abang " "Abang gak suka model " " dia pasti mau berhenti kalau abang minta " "Kyla " "Abang " Rezky menghembuskan napas nya, memang sejak dulu ia tidak pernah bisa menang jika berdebat dengan gadis itu. Pasti akan selalu ada bantahan atau jawaban lain yang membuat Rezky harus menyabarkan diri lagi. "Kamu pulang gih, abang males ngomong sama kamu, bisa migran mendadak tau " ujar Rezky, dengan malas. Kyla mendesis kesal, dan melempar bantal sofa pada Rezky. Yang dengan mudah di tepis. Membuat Kyla sangat ingin memukul kepala abang sepupu nya itu. "Oke, aku akan pulang. Tapi, jangan harap Kyla bakal maafin abang.! Aku tetap gak bisa terima dengan keputusan abang" ujar Kyla sambil berdiri. "Terserah " jawab Rezky malas. Kyla mendengus, ia memukul bahu Rezky dengan tas nya. Membuat Rezky terkekeh sendiri. Kemudian ia mengantar Kyla hingga depan pintu. "Kamu pulang sama siapa ?" Tanya Rezky. "Sendiri " ketus Kyla. Rezky mendengus, " abang antar " "Gak usah, aku bisa nyetir sendiri " "Gak, abang antar ini udah tengah malam " ujar Rezky. Pria itu langsung berlari menuju lantai dua untuk pamit pada Dee. Kalau ia akan mengantar Kyla pulang sebentar. Dan kemudian kembali ke bawah dan berjalan keluar apartemen. Malam itu Rezky terus berusaha untuk menenang kan Kyla. Memberinya perngertian bahwa keputusan nya sudah tidak bisa lagi di ubah. Ia melakukan ini semua untuk sahabat nya. Dan Kyla, masih tetap saja tidak terima, menurutnya Rezky hanya menyiksa dirinya sendiri. Ia tau jelas, kalau abang nya masih mencintai Dee. *** Siang ini Rezky memang sengaja datang kerumah sakit untuk menjenguk sahabat nya. Sudah dua hari ia absen menjenguk Reno karena pekerjaan nya. Jadi, siang ini begitu ia menyelesaikan pekerjaan nya ia memilih ke rumah sakit. "Hai, bro " sapa Rezky, duduk di samping Reno yang masih tidur di bansal. "Loe mau sampai kapan tidur , hm ? Betah banget sih " gerutu Rezky, menatap sedih pada sahabat nya itu. Suasana kamar hening, ia menatap wajah sahabat nya yang terlihat tirus. Bahkan semakin kurus. Matanya langsung berkaca. "Renata lagi marah sama gue, karena gue lupa janji nemenin dia makan malam kemarin. Tuh anak makin manja sekarang. Bikin gue kesal " cerita Rezky. Berharap kalau Reno akan mendengar nya. "Ren, bangun. Semua orang nunggu loe " ucap Rezky lagi. "Loe gak kasian sama keluarga loe. Sama Tante,? Dia sedih banget, Ren. Loe kan sayang banget sama beliau. Dia kesepian gak ada loe. "Lanjut nya lagi. "Dee juga, dia masih setia nunggu loe, Ren. Loe harus bangun dan buat dia bahagia. Gue.. gue. " ucapan Rezky tidak bisa ia lanjutkan lagi. Ia terdiam, menggenggam erat tangan sahabat nya. Lalu menghela napas berat. Ia sangat berharap sahabat nya itu bangun dan kembali seperti dulu lagi. Sedangkan di luar, Dee berdiri dengan pintu sedikit terbuka. Tadi, ia akan masuk tapi urung saat mendengar Rezky sedang berbicara dengan Reno. Jadi, ia memilih untuk diam mendengar semua nya. Ia hanya bisa tersenyum kecut mendengar semua cerita Rezky pada Reno. Ia sangat tau, kalau semua ini tidak adil untuk Rezky. Hidup cowok itu jadi terbebani karena dia dan Reno, kekasih nya. "Reno!" Dee tersentak mendengar suara Rezky. Membuyarkan lamunan nya. Dengan cepat ia membuka pintu dan masuk kedalam. "Ky, Reno kenapa ?" Tanya Dee, cemas. Rezky menoleh cepat. "Ta..tangan Reno bergerak. Panggil dokter Dee " seru Rezky antara panik dan juga senang. Dee langsung keluar untuk memanggil dokter. Dan tidak lama kemudian tim dokter datang dan langsung menangani Reno. Dan menyuruh Dee dan Rezky untuk menunggu di luar. *** "Reno kenapa, Ky ?" Darius, Papa nya Reno baru tiba dan langsung bertanya dengan cemas padanya. "Aku melihat jari Reno bergerak. Bahkan Reno membalas menggenggam tangan ku, om " jelas Rezky. "Benarkah ?" Rezky mengangguk. Ada sebuah harapan besar di balik senyum lebar Rezky. Begitu juga dengan Darius juga keluarga Reno. Setelah hampir setengah jam, akhir nya dokter keluar dari ruangan Reno. Membuat Darius langsung bertanya cemas. "Bagaimana anak saya dok ," tanya Darius dengan penuh harapan. "Ini ke ajaiban Tuhan, pak. Alhamdulillah Reno akhirnya bangun. Dia sudah melewati masa kritis nya " "Alhamdulillah " gumam mereka semua dengan penuh rasa syukur. Dee bahkan sampai harus mengusap air mata haru nya. Ia sangat bersyukur Reno akhirnya bangun. "Boleh saya melihat nya?" Ujar Bu Rahmi. Mamanya Reno. "Sebaiknya jangan dulu, kondisi nya masih sangat lemah. Biarkan dia istirahat dulu " ucap sang dokter yang membuat bu Rahmi sedikit kecewa. Namun, suami nya dapat menenangkan nya. Membuat Bu Rahmi mengerti. Setelah menjelaskan kondisi Reno, sang dokter pun pamit. Yang di angguki oleh Darius dan mengucap terimakasihnya. oOo Akhir nya Reno sadar juga. Gimana nasib pernikahan Dee dan Rezky? Akan nya mereka berpisah ? 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN