Tok ... Tok ... Tok ... Suara ketukan di pintu kamar membuyarkan lamunan gadis dengan wajah memerah dan dipenuhi sisa-sisa airmata. Aileen terdiam sesaat, lalu berdiri dan berjalan untuk membukakan pintu seraya menghapus airmata itu dari atas wajahnya. “Boleh aku masuk?” tanya Daniel dengan seulas senyum diwajahnya. Aileen mengangguk dan membuka daun pintu lebih lebar untuk Daniel. Pria itu melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar gadis itu. “Kenapa nangis?” tanya Daniel saat dirinya sudah duduk di atas sofa. Aileen yang tak menutup pintu kamarnya hanya tersenyum seraya berjalan menghampiri Daniel dan duduk saling berhadapan. “Aku hanya sedikit kecewa pada Aksa,” sahut Aileen mulai berterus terang. “Kenapa? Kamu bisa menceritakannya padaku,” “Apa dokter selalu bica