Malam yang Membatalkan Luka

1083 Kata

Tawangmangu, Seminggu Kemudian Aster sudah pulih. Tubuh mungil itu kini tidak lagi demam, rona pipinya kembali cerah. Hari itu, Norika memutuskan untuk membawa putrinya pulang ke Tawangmangu—ke rumah kecilnya yang dikelilingi hamparan kebun bunga berwarna-warni. Anggrek, krisan, dan mawar hutan bermekaran dalam semilir angin pegunungan. Udara di desa itu sejuk, lembap karena kabut yang masih menggantung sejak pagi. Aster tertidur dalam gendongan Norika saat mereka masuk ke dalam rumah. Di ruang tamu, aroma lavender dari diffuser menyatu dengan harum tanah basah. Gyan ikut sampai depan pintu, membawa koper dan tas bayi. Tapi ia tidak langsung masuk. Langit sudah kelabu sejak sore, dan hujan mulai turun perlahan saat mereka menuruni lereng. “Kayaknya aku harus balik duluan. Awan makin

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN