Malam itu, rumah terasa lebih hening dari biasanya. Aster sudah dibawa ke rumah ibunda Gyan siang tadi, dan kepergiannya meninggalkan keheningan kecil yang aneh di antara Norika dan Gyan. Dapur yang biasanya dipenuhi suara Aster yang merengek minta tambahan taburan meses di rotinya, kini kosong. Tak ada tawa anak kecil. Tak ada langkah kaki mungil yang berlari naik turun tangga. Hanya ada mereka berdua. Dan satu detak kecil di dalam tubuh Norika yang semakin tak sabar melihat dunia. Norika duduk di tepi ranjang, mengenakan kaus longgar dan legging ibu hamil yang kini hampir tak muat. Perutnya membuncit sempurna, kulitnya meregang, dan jari-jarinya sedikit membengkak. Tapi malam ini ia lebih tenang dari biasanya. Rasa takut yang sempat menghampiri seolah berbalik menjadi kerelaan. Ada ses
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari


