Norika hanya duduk diam di meja kerjanya menjelang jam makan siang ini, ia menamati segelas matcha latte, cheesecake matcha, dan juga cookies matcha yang barusaja diantarkan oleh ojek online ke kantor. Tentu saja ini bukan ulah Gyan, melainkan ulah Ezra. Pria itu sudah berhari-hari chat dan teleponnya dianggurkan begitu saja oleh Norika, tapi dia tetap tidak menyerah dan malah mengirimi Norika makan siang setiap hari atau sekadar camilan saja. “Lagi?” Vian yang ingin mengajak Norika makan siang tiba-tiba ikut berdiri diam memandangi camilan siang ini. “Dari Dokter Ezra, kan?” Lalu Vian melirik Sarah yang masih mengirimkan email pekerjaan, “ulah sepupu lo, nih. Ngejar-ngejar Norika mulu, udah tahu Norika-nya nggak mau, masiiihhh aja dikejar, heran gue sama sepupu lo.” Norika menarik keme