18. (Kebablasan) First Kiss

1985 Kata

Waktu berjalan begitu cepat. Tidak terasa sudah satu bulan berlalu. Namun nyatanya Citra masih tetap berjalan di tempat. Ya, mungkin wajah bahagianya hanyalah sebuah topeng untuknya menunjukkan pada dunia bahwa ia baik-baik saja. Tetapi tanpa sepengetahuan orang-orang, Citra kerap menangis seorang diri di dalam kamar kosnya. Sesekali ia juga membuka tirai jendelanya pada malam hari. Hatinya berharap bintang dan bulan mendengarkan seruan hatinya yang tengah merindukan seseorang yang hingga detik ini masih ia harapkan. Valerian. Nama pria itu tidak pernah satu hari pun terlepas dari pikiran Citra. Sama seperti malam-malam sebelumnya. Malam ini pun Citra lagi-lagi menatap langit malam dengan tatapan sendu nan penuh harapan. “Apa kabar kamu di sana, Mas?” Mengharapkan sebuah kabar? Sudah ri

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN