Kening Keenan mengerut setelah sambungan teleponnya terputus begitu saja, padahal dia masih ingin berbicara sama mertuanya, untung saja dia langsung sigap menelepon ajudannya yang bertugas untuk memantau. “Calon suami ... ck,” gumam Nailah ingin rasanya dia menertawakan dirinya sendiri setelah mendengar ucapan Vina dari sambung telepon Keenan. Keenan menatap teduh istrinya, dia tahu hati istrinya pasti luar biasa kacau mendengar semua ucapan Vina. “Sayang marah?” tanya Keenan. Bibir Nailah hanya bisa mencebik tapi netranya sudah berembun, rasa marah, jengkel dan kesal jelas campur aduk saat ini. “Ada Ibu di sana Mas, pasti Ibu sangat terkejut mendengarnya, dan tentunya akan sangat kecewa sama Mas dan mungkin juga dengan aku yang telah memilih Mas jadi suamiku,” jawab Nailah, lantas di