Haidar masih menunggu di dalam mobilnya, dan menatap bangunan mewah itu. Ingin bertanya siapa pemilik bangunan mewah itu rasanya sangat enggan. Apakah minder? Mungkin saja seperti itu, akan tetapi jawaban itu tiba-tiba saja terjawab saat ada mobil berwarna silver membuka kaca mobil bagian pengemudi ketika ingin masuk ke gerbang tinggi tersebut. “Itu pak Thomas, berarti itu rumah pak Keenan,” tebak Haidar, dia lantas tersenyum getir. Jadi mantan mertuanya ternyata ada di rumah atasannya, sungguh jadi ngilu hati Haidar, dia tidak menyangka sejauh itu hubungan mereka. Bukankah sebuah tanggung jawab tidak harus seakrab ini. Haidar mendesah berat, tangannya pun memukul stir kemudinya berulang kali untuk melampiaskan rasa kekecewaannya paling dalam. Kurang tepat jika harus kecewa, karena semua