Keesokan hari, Aleena bangun tidur dengan semangatnya, tapi lebih semangat Keenan yang sudah lebih dulu bangun, dan sudah terlihat rapi dengan setelan kemeja polos lengan pendeknya serta celana bahan berwarna navy. Sebenarnya dia masih mengantuk karena semalaman tidak bisa memejamkan matanya, pikirannya masih saja memenuhi isi kepalanya, hingga akhirnya membuat dia tidak nyenyak. “Daddy, Ale mau ke kamar sebelah,” pinta Aleena sembari turun dari atas ranjang. Pria itu membantu anaknya turun. “Ale, bersih-bersih dulu ya dibantu sama perawat, setelah itu kita tunggu dokter dulu, Daddy mau lihat hasil medical cek-up Ale,” jawab Keenan dengan lembutnya. Bibir Aleena tiba-tiba saja mengerucut beriringan dengan suara mendesah kecewanya. “Tapi masih bisakan Ale menunggu di sebelah, sebelum dok