Tudingan Keenan barusan sudah jelas membuat Chintya meradang dan menajam netranya yang sudah dilukis dengan eyebrow sedemikian rupa. “Apa Kak Keenan bilang? Kakak menuduhku ingin menculik Aleena, tega sekali Kak menuding aku seperti itu, dan lebih percaya omongan wanita yang baru Kak Keenan kenal ketimbang aku yang sudah lama menjadi keluarga Kak Keenan!” sergah Chintya menunjukkan jika hal tersebut tidaklah benar. “Memangnya ada bukti jika aku ingin menculik keponakan sendiri, aku ke sini datang ingin mengajak Aleena menjenguk Opanya yang sedang kritis,” lanjut kata Chintya sembari menyentakkan tangan Keenan dari pergelangan tangannya. Lirikan tajam Chintya beralih ke arah Nailah. “Jadi orang jangan asal tuding kalau tidak ada buktinya!” sentak Chintya. Nailah menyeringai tipis. “Baga