Bunda Amira tentu saja senang jaga si kembar, Lea memastikan stok asinya cukup untuk mereka. Hamish menatap pada pintu yang terbuka, Lea masih menciumi pipi gembul Hansika dan Izz bergantian. “Yank, ayo…” panggil Hamish sebab Lea seperti enggan beranjak. “Cuman beda beberapa blok,” yang Lea tahu itu, tetapi Hamish akan mengajak Lea makan malam di luar setelah melihat rumah. “Sama Eyang dulu ya,” bisik Lea pada keduanya yang tampak tenang berada di stroller baby khusus kembar. Hansika malah sedang berusaha menggapai-gapai mainan yang menggantung di sana. Sedangkan Izz menggerak-gerakan kaki. “Titip ya Bunda, kalau mereka menangis dan tidak bisa di tenangkan, langsung telepon aku.” Amira mengangguk, “iya, pasti anteng.” Lea berbalik dan masuk mobil. Menutup pintu, Amira melambaikan