58. Kegep Papa

1641 Kata

Aidan membeku di tempatnya, sedangkan bibirnya masih menempel di bibir Gendis. Begitu pun dengan Gendis yang merasa seluruh otot tubuhnya kaku. Masih dapat Aidan rasakan dengan jelas bagaimana nikmatnya bibir Gendis. Aroma cheryblashoom di tubuh Gendis pun sangat memabukkan untuk Aidan. “Akhhh!” Aidan terpekik kencang tatkala seseorang menarik kerah belakang bajunya. Bugh! Satu bogeman mentah juga Aidan dapatkan dengan cuma-cuma, tubuh Aidan yang tidak siap pun langsung limbung menubruk lemari pendingin. Aidan mendongkkan kepalanya, menatap papanya yang jelas sekali gurat kemarahan di wajahnya. “Pa, kenapa papa kesini?” tanya Aidan mengusap pipinya yang terasa panas. “Apa papa gak boleh ke rumah anak sendiri?” tanya Pratama dengan tajam. “Oh apa kamu gak mau papa ganggu saat seda

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN