101. Berani Berciuman

2091 Kata

“Davit, Lintang, mau kemana? Kok buru-buru sih?” tanya Bayu setelah mendekati Davit dan Lintang. Davit berdecak saat ia kalah cepat dengan Bayu, kini Bayu sudah ada di hadapannya. “Pak Bayu, aku mau turun!” pinta Hukma. Bayu merendahkan tubuhnya dan menurunkan Hukma. “Wah, ada bakwan. Mbak Lintang, aku mau,” ucap Hukma segera menyerobot bakwan yang ada di kursi. Tanpa dipersilahkan, gadis itu mengambil duduk di sana. Lintang yang tadi sudah berdiri pun kini duduk kembali di samping Hukma, pun dengan Davit. Kini Hukma diapit oleh kakak dan kakak iparnya. “Aduh aku laper banget. Harusnya jam segini sudah sarapan sama masakannya mama, tetapi Pak Bayu malah ngajakin joging,” oceh Hukma sambil memakan bakwan jagung. “Bayu, ngapain sih kamu kayak ayam yang mengikuti induknya, hah? Selalu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN