82. Pengganggu

1819 Kata

Davit keluar dari ruang rapat seraya memijat tengkuknya yang terasa pegal. Sejak pagi Davit tidak punya kesempatan untuk istirahat, jam mengajarnya sangat padat dan harus ikut rapat bersama dosen yang lainnya. Davit merenggangkan otot tangannya, perutnya terasa sangat keroncongan karena belum sempat makan siang. Mengingat sesuatu, Davit segera menarik tas punggungnya dan membuka resleting tasnya. Ia membawa cake keju yang tadi pagi ia buat, ia belum sempat memakannya karena sudah kenyang saat sarapan. “Ah syukurlah tidak rusak,” ucap Davit mengambil cake kejunya yang Lintang letakkan dalam cup plastik yang sangat cantik. Pria itu menutup tasnya kembali dan menyampirkan ke pundaknya. Davit menenteng cake kejunya yang sangat ingin ia makan. Ia harap anaknya nanti tidak ileran karena ia sel

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN