148. Insiden

2270 Kata

Tangan Aidan dan tangan Gendis bertaut satu sama lain, pandangan mereka mengarah pada air hujan yang sangat deras jatuh membasahi bumi. Saat ini mereka meneduh di emperan toko yang kebetulan tutup. Tadi saat mereka masih berada di prambanan dan langit berubah menjadi mendung, Aidan segera mengajak kekasihnya pulang. Namun, belum juga sampai rumah, bahkan belum separuhnya jarak tempuh, hujan sudah turun dengan deras. Kaos dan jaket Gendis ikut basah karena hujan yang turun tiba-tiba. Kini Gendis menggigil kedinginan. Satu hal yang tidak pernah Aidan rasakan, yaitu meneduh di perjalanan. Kemana-mana Aidan selalu membawa mobil, yang aman dari air hujan dan panas. Namun hari ini lagi-lagi Gendis memberikan warna di hidupnya. Aidan merasakan hal baru, meneduh bersama kekasih saat hujan. Aidan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN